APISI di Jawa Timur: Pengenalan Literasi Informasi dan Library Software di Perpustakaan Sekolah

Pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 13 dan 14 April 2007, APISI bekerja sama dengan UK PETRA, KALI serta didukung oleh KKG, YPPI, IALF dan beberapa penerbit buku lainnya menyelenggarakan Seminar Perpustakaan Sekolah dengan tema Penerapan Literasi Informasi dan library software. Kegiatan ini diselenggarakan di Gedung T 503 Universitas Kristen PETRA dan dihadiri oleh lebih dari 80 peserta yang berasal dari 15 kota dan kabupaten Jawa Timur yaitu: Surabaya, Malang, Mojokerto, Ponorogo, Jember, Lumajang, Sidoarjo, Banyuwangi, Batu, Pandaan, Situbondo, Tuban, Pasuruan, Pamekasan, Bondowoso dan Sukabumi, Jawa Barat.

Pelaksanaan Acara
Acara dibuka oleh Bapak Aditya Nugraha, Kepala Perpustakaan UK PETRA yang mewakili para 'pembesar kampus' seperti rektor dan dekan yang sedang ada rapat kerja di luar kampus. Pembicara pertama yang membawakan materi adalah Drs Koeswarno (Kepala Bidang Pembinaan Badan Perpustakaan Propinsi Jawa Timur), Drs Achmad, MA (Kepala Perpustakaan ITS Surabaya), Ibu Arlinah Imam Rahardjo, MLIS (Dosen Informatic Departemet, UK PETRA dan juga pernah menjabat sebagai Kepala Perpustakaan PETRA) serta beberapa spesialis pembicara literasi informasi lainnya di Jakarta. Selain itu, pada kesempatan ini juga peserta belajar tentang penggunaan software perpustakaan yaitu Athenaeum Light (KALI) dan New Spektra (UK PETRA). Secara global, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kepustakawanan sekolah, khususnya kepala sekolah dan pembuat keputusan sekolah tentang pentingnya perpustakaan sekolah dan profesi pekerja informasi yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan pustakawan sekolah. Tentang profesi pekerja informasi sekolah, hal yang ingin ditekankan adalah bahwa mereka yang bekerja di perpustakaan sekolah bukan lagi semata-mata hanya mengurusi buku atau jenis media informasi lain, melainkan mereka mengemban tugas untuk mengelola informasi yang ada didalam perpustakaan sekolah itu, dalam berbagai bentuk yang ada, untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Itulah sebabnya saat ini APISI sedang gencar mempromosikan literasi informasi ke daerah-daerah, karena ketrampilan ini menjadi penting maknanya bagi peserta didik di sekolah. Literasi informasi adalah seperangkat ketrampilan untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah yang ada. Ketrampilan ini mencakup ketrampilan mengidentifikasi masalah, mencari informasi, menyortir, menyusun, memanfaatkan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi tadi. Penerapan kurikulum 2006 (KTSP) tidak lagi menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar anak, melainkan anak diarahkan untuk menjadi pembelajar yang dapat memecahkan permasalahannya sendiri dengan menggunakan sumber-sumber informasi yang ada. Dengan demikian, seiring dengan proses pembelajaran yang berorientasi pada sumber-sumber informasi tersebut, maka peserta didik diarahkan menjadi pembelajar seumur hidup, mandiri dalam memecahkan masalahnya serta nantinya menjadi warga negara yang bertanggung jawab.Bagi guru sendiri yang saat ini memiliki kebebasan dalam mengembangan silabus bidang studi yang diberikan kepada anak didik juga akan sangat terbantu jika ketersediaan informasi yang mendukung ada di perpustakaan. Hal ini akan sangat membantu mereka untuk memperluas wawasan dan mengembangkan ide-ide yang kreatif dan menarik yang dapat mereka terapkan dalam proses belajar mengajar.Itulah sebabnya, peran perpustakaan sekolah sangatlah penting dalam suatu sekolah. Hendaknya hal ini juga disadari penuh oleh para kepala sekolah, karena baik tidaknya keberadaan suatu perpustakaan sekolah akan mempengaruhi kompetensinya sebagai kepala sekolah dalam tugasnya mengembangkan sarana dan prasarana sekolahnya.

Dalam kesempatan seminar ini, ada dua model literasi informasi yang dikupas dan dibahas contoh aplikasi penerapannya yaitu Empowering 8 (sebuah model literasi informasi yang dikembangkan khusus oleh dan untuk negara-negara Asia) serta BIG 6™. Acara dibuka oleh pak Koeswarno yang berbicara tentang pemetaan situasi perpustakaan sekolah di Jawa Timur. Ternyata, keadaannya tidak jauh dari situasi umum kondisi perpustakaan sekolah di Indonesia pada umumnya, yaitu kurang berkembang dan kurang mendapat perhatian yang serius dari pihak manajemen sekolah. Meskipun juara pertama lomba pemilihan perpustakaan sekolah terbaik nasional yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional tahun 2006 lalu diraih oleh SMPN 5 Malang, Jawa Timur.­

Setelah memahami kondisi tersebut sesi selanjutnya berbicara tentang literasi informasi. Sesi awal dibawakan oleh Drs Achmad, MA yang berbicara tentang pentingnya ketrampilan literasi informasi di era global. Pengertian tentang literasi informasi ini kemudian lebih dipertegas lagi oleh Hanna Latuputty yang berbicara tentang apa itu literasi informasi, mengapa LI itu penting, bagaimana peranan perpustakaan sekolah dalam penerapan LI serta strategy pendekatan kepada kepala sekolah sebagai salah satu langkah pro aktif pekerja informasi sekolah dalam usaha pengembangan perpustakaannya.Selanjutnya, pembahasan tentang teori dan contoh aplikasi dua modul literasi informasi pun dibahas, yaitu Empowering 8 oleh Eko Wiyanti dan Sulfan Zayd dan Big 6 oleh Dhama Gustiar dan Tan Triwanti. Selain itu Ratna Tan membawakan sesi tentang aplikasi literasi informasi untuk Sekolah Dasar dengan sangat enerjik dan inspiring.Setelah kenyang dengan literasi informasi, sesi terakhir membahas topik library software. Didik Witono membahas aplikasi Athenaeum Light dan Teady Matius Surya Mulyana, M.Kom membahas New Spektra. Peserta membawa oleh-oleh software ini masing-masing.
Acara ditutup dengan perkenalan peserta dan panitia, serta pembagian 'evaluasi prize'!

Respond peserta
Secara umum, peserta merasa senang dengan seminar ini. Meskipun ada diantara mereka merasa seperti ‘dicekoki’ dan ‘dijejali’ topik – topik yang padat dalam waktu dua hari seminar. Niat panitia untuk menularkan semangat terus maju dan berpikir positif terhadap profesi, nampaknya membawa pengaruh positif pada peserta. Terbukti selama dua hari seminar, jumlah peserta tidak berkurang dan perhatian serta fokus peserta tidak menurun hingga acara ini selesai.KepanitiaanKomunikasi dan kerjasama yang sangat baik terjalin antara APISI , KALI dan UK PETRA dalam mempersiapan kontent acara serta persiapan dan pelaksanaan teknis. YPPI juga telah menjadi partner yang sangat membantu karena telah menanggung akomodasi panitia dan pembicara dari Jakarta serta lokal transport panitia. IALF juga memberi dukungan yang sangat berarti dengan memberikan seminar kit bagi peserta. PIPS 5 seperti PIPS -yang sudah menjadi trademark acara APISI- sebelumnya, acara ini merupakan sebuah kesempatan para peserta untuk berkumpul dan berjejaring. Maka APISI diharapkan dapat tetap mempertahankan ikatan jejaring komunitas pekerja informasi ini melalui pemberdayaan koordinator wilayah daerah. Nantinya diharapkan adanya keberlanjutan kegiatan APISI di daerah, sehingga apa yang sudah diawali dalam kegiatan seminar ini akan terus berkelanjutan dan bahkan berkembang. Saat ini baru terpilih seorang koordinator wilayah Malang yaitu Bambang HS Widayat dari Wesley International School.

Penutup

Perayaan acara perpustakaan sekolah dalam bentuk seminar ini telah berakhir. Rasanya kepenatan masih lekat terasa. Namun, semuanya terhapus saat melihat betapa positifnya respond peserta terhadap acara ini. Ternyata, keterbatasan dana bukan berarti penurunan kualitas sebuah acara. Acara ini terselenggara berkat kerjasama yang baik antara panitia dan pendukung acara. Sekali lagi terima kasih untuk UK PETRA, KALI, Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia, IALF, KKG –Grasindo, Paperback, Erlangga, Togamas, Prakarya Mandiri, Widyadara dan The British International School, Tangerang, Banten.

Harapan yang tak putus ingin selalu diwujudkan dari hari ke hari adalah:

“ Bersama kita membuat perubahan besar dalam dunia kepustakawanan Indonesia”

Hanna Latuputty
Ketua APISI
suratapisi@gmail.com
http://www.apisionline.blogspot.com/