APISI - IFLA/ALP proudly present:



: kemauan anak bangsa untuk memajukan profesi pustakawan di negerinya

PENDAHULUAN
Penerapan literasi informasi telah menjadi isu hangat dalam dunia kepustakawanan sekolah di belahan dunia manapun. Literasi informasi dapat memperlengkapi para peserta didik untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Mereka akan menjadi anak-anak yang trampil memecahkan masalahnya sendiri, mandiri dalam mengambil keputusan yang pasti, percaya diri dalam berinteraksi dengan beragam sumber-sumber informasi khususnya di era masyarakat berinformasi kini dan nanti, familiar dengan teknologi informasi dan komunikasi serta nantinya menjadikan mereka menjadi warga negara yang bertanggung jawab (UNESCO).

Pada saat yang sama, literasi informasi telah membukakan mata para pekerja informasi atau pustakwan sekolah bahwa mereka-lah yang mempunyai peran sentral dan utama dalam mewujudkan implementasinya di unit induk mereka yaitu sekolah. Peran ini bukan datang dari guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, pengawas sekolah maupun laboran. Tetapi pekerja informasi atau pustakawan sekolah. Saatnya telah tiba bagi pekerja informasi untuk tidak lagi berinteraksi dengan kemoceng, debu dan rak buku tua yang memuat majalah-majalah tua dan buku-buku kelas yang sudah tidak terpakai lagi. Kini saatnya bagi perpustakaan sekolah untuk dikelola oleh pekerja informasi sekolah yang profesional, proaktif, menjadikan kegiatan belajar menjadi lifestyle-mereka serta yang menyadari bahwa mereka juga mempunyai andil yang besar dalam kegiatan mencerdaskan bangsa. Itulah sebabnya pula, pekerja informasi sekolah perlu mengupayakan perannya untuk berbagi dan bekerja sama dengan tenaga kependidikan lain serta orang tua peserta didik dalam implementasi literasi informasi ini.

Dalam rangkaian programnya, APISI telah melakukan roadshow ke beberapa daerah di Indonesia untuk mempromosikan literasi informasi dalam dua tahun pertama masa bakti kepengurusan pertama. Kota-kota seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, Yogyakarta, Banten, Sukabumi dan Medan telah menjadi saksi bagaimana literasi informasi telah mengubah image pustakawan sekolah menjadi profesional yang berperan aktif dalam memajukan profesi dan pendidikan.

Kami percaya bahwa melalui seperangkat ketrampilan mulai dari 1) merumuskan permasalahan, 2) mencari informasi, 3) memilah informasi yang diperlukan, 4) mensintesiskan informasi tersebut, 5) menciptakan informasi baru, 6) mengkomunikasikan informasi sebagai jawaban permasalahan tadi, hingga 7) mengaplikasikan informasi itu sebagai pengetahuan baru dalam kehidupan seseorang, peserta didik diperlengkapi untuk menjadi pembelajar seumur hidupnya.
Inisiatif pemasyarakatan literasi informasi dalam pendidikan di Indonesia, baik dalam sektor formal, informal maupun non-formal diharapkan akan berdampak pada besarnya kebutuhan akan sumber-sumber informasi yang lengkap dalam berbagai format. Dalam lingkup sekolah, sebuah perpustakaan tidak saja melengkapi koleksinya dengan beragam informasi dalam beragam format, namun hal yang penting adalah ketika pekerja-nya berperan aktif menyinergikan ketrampilan ini dengan pelajaran yang diterima peserta didik di sekolah.
Sebagai puncak acara dari program tiga tahun pertama APISI dalam mempromosikan literasi informasi, maka kami akan mengadakan event berskala Regional yaitu INDONESIAN-WORKSHOP on INFORMATION LITERACY. International Federation of Library Assocation/Advanced Library Program (IFLA/ALP) merupakan sponsor utama APISI yang mendanai acara ini.
Beberapa perwakilan dari negara-negara tetangga seperti Vietnam, Singapore, Malaysia, Thailand sudah dipastikan akan hadir dan akan berbagi cerita tentang penerapan literasi informasi di negara mereka pada acara pelatihan ini. Peserta dari Indonesia sendiri telah terpilih sekitar 30 orang perwakilan dari pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Papua.
Bukan merupakan suatu kebetulan pula, jika acara ini bertepatan dengan 100 tahun Kebangkitan Nasional RI, yang semangatnya juga menginspirasikan kami untuk berbuat sesuatu sebagai bentuk partisipasi aktif kami untuk memajukan dunia kepustakawanan sekolah dan dunia pendidikan, umumnya.

WAKTU DAN TEMPAT
Pelatihan ini berlangsung selama lima hari dari Senin 7 Juli hingga Jumat 11 Juli 2008.
Panitia memutuskan untuk memilih tempat yang jauh dari keramaian Jakarta, yaitu sebuah tempat ekslusif yang segar dan alami di Bogor yaitu CICO Resort (http://www.mitrakonservasi.co.id).

TUJUAN
Tujuan dari pelatihan adalah:
- untuk saling belajar, bertukar informasi dan berdiskusi dengan peserta internasional dalam mengembangkan strategi penerapan modul literasi informasi untuk sekolah dasar dan menengah
- untuk mengemas modul literasi informasi yang memebri gambaran tentang penerapan literasi informasi dalam pengajaran susatu mata pelajaran tertentu bagi tenaga pendidik di Indonesia
- untuk menyerahkan modul literasi informasi tersebut sebagai hasil pelatihan kepada Perpustakaan Nasional dan Departemen Pendidikan

PESERTA
Acara ini merupakan pelatihan bagi peserta yang telah mengirimkan kelengkapan persyaratan dokumen yang diminta Panitia. Proses seleksi sudah berlangsung, dan peserta akan menerima pemberitahuan apakah aplikasi-nya diterima atau tidak dalam minggu ini.

RANGKAIAN ACARA
Secara garis besar, acara dikelompokkan sebagai berikut:

SENIN 7 Juli 2008 -- WELCOMING DAY
Hari ini semua peserta tiba di Bogor. Sebagai acara pembuka, peserta akan mengikuti icebreaking dan perkenalan yang diakhiri dengan makan malam bersama.

SELASA 8 JULI 2008 -- INTERNATIONAL DAY
Pembukaan secara resmi akan dilakukan pagi hari sebelum peserta mendengarkan presentasi dari peserta internasional. Kami berharap Pak Bambang Sudibyo, Menteri Pendidikan RI, bersedia untuk membuka acara pelatihan ini. Kami masih menanti konfirmasi-nya.

RABU 9 JULI 2008 -- INDONESIAN DAY
Peserta Nasional diharapkan mengenakan pakaian batik hari ini. karena hari ini kita akan mulai membahas tentang literasi informasi di Indonesia. Pak Surya Dharma, Ph.D, Direktur Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan RI akan membawakan papernya tentang Kolaborasi antara Kepala Sekolah, Guru dan Pustakawan Sekolah dalam Implementasi Literasi Informasi di Sekolah. Melalui sesi ini, peserta akan mengetahui bagaimana bentuk kerjasama dari sudut pandang Departemen Pendidikan yang menaungi semua aspek tenaga kependidikan di Indonesia dalam mewujudkan penerapan literasi informasi yang bersinergi.

Setelah itu Direktur Perpustakaan Nasional, Pak Dady Rachmanata akan membawakan makalahnya tentang Strategi Perpustakaan Nasional dalam Mengembangkan Perpustakaan Sekolah yang mendukung Penerapan Literasi Informasi. Melalui sesi ini, peserta juga akan mendapat gambaran tentang strategi yang dibangun Perpustakaan Nasional dalam meningkatkan kualitas perpustakaan sekolah secara khusus program literasi informasi.
Sesi selanjutnya adalah bentuk diskusi kelompok yang mulai membahas aplikasi literasi informasi yang akan dikaitkan dalam mata pelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada sesi diskusi, peserta internasional akan berperan sebagai fasilitator. Hari ini akan ditutup dengan makan malam dan hiburan budaya.

KAMIS 10 Juli 2008 -- SHARING DAY
Inilah saatnya berbagi. Kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok yaitu modul literasi informasi untuk mata pelajaran tertentu. Acara diskusi dan berbagi ini akan diselingi dengan sesi literasi informasi seperti bagaimana caranya merumuskan masalah serta evaluasi website. Hari ini sekurang-kurangnya tiga modul literasi informasi sudah dapat diselesaikan dan dipresentasikan.

JUMAT 11 Juli 2008 – CLOSING DAY
Selesai sudah rangkaian acara pelatihan INDONESIAN – WIL selama lima hari ini. Closing ceremony akan dilakukan untuk menutup pelatihan ini. Pada saat ini juga, modul literasi informasi untuk jenjang sekolah yaitu: SD, SMP dan SMA akan diserahkan secara simbolik kepada perwakilan DIKNAS dan PERPUSTAKAAN NASIONAL. Sebagai penutup acara, peserta akan mengunjungi beberapa tempat di kota Bogor.

PENUTUP
Segala daya upaya kami usahakan untuk memajukan profesi sekaligus pendidikan di Indonesia. INDONESIAN-Workshop on Informationa Literacy merupakan upaya tertinggi kami untuk berkontribusi secara nyata dalam kaitan kemajuan dua hal tersebut. Kiranya acara ini dapat berjalan lancar dan hasil yang dicapai juga akan bermanfaat untuk kemajuan profesi kepustakawanan Indonesia secara umum dan pendidikan nasional Indonesia.


To dream the impossible dream
To fight the unbeatable foe
To bear with unbearable sorrow
To run where the brave dare not go
To right the unrightable wrong
To love pure and chaste from afar
To try when your arms are too weary
To reach the unreachable star
This is my quest
To follow that star
No matter how hopeless
No matter how far
To fight for the right
Without question or pause
To be willing to march into Hell
For a heavenly cause
And I know if I’ll only be true
To this glorious quest
That my heart will lie peaceful and calm
When I’m laid to my rest
And the world will be better for this
That one man, scorned and covered with scars
Still strove with his last ounce of courage
To reach the unreachable stars
Lyrics as on the Matt Monro version and in the show, “Man of La Mancha”