Agenda APISI 2007-2008

Rencana Program APISI 2007 – 2008:

- 2007, 8 September
PIPS 6 :Kolaborasi Guru dan Pustakawan Sekolah di Sekolah Al-Ikhlas, Cipete, Jakarta Selatan.

- PIPS 7: APISI dan UPH Karawaci tanggal 10 –13 Desember
Tema: Keberlangsungan Penerapan Kemelekan Informasi dari Perpustakaan Sekolah ke Perpustakaan Perguruan Tinggi

- PIPS 8 : APISI di Medan tanggal (tentative) 8-9 Februari 2008
Tema: Penerapan Kemelekan Informasi di Perpustakaan Sekolah

- PIPS 9: APISI di Makassar tanggal (tentative) 27, 28, 29 Maret 2008
Tema: Penerapan Kemelekan Informasi di Perpustakaan Sekolah

- Indonesian Workshop on Information Literacy (Indonesia WIL) tanggal 8 - 12 Juli 2007 di Bogor (tentative). Acara ini mendapat dukungan dari ALP/IFLA

Bergabung Menjadi Anggota

  1. Mengisi Formulir Keanggotaan yang bisa didapatkan di sekretariat APISI atau melalui blog APISI.
  2. Mengirimkan uang iuran tahunan sesuai jenis keanggotaa yang dipilih ke rekening Bank Mandiri cabang MT. Haryono nomor 070-00-0205037-0 atas nama Dwi Retno Widaty.
  3. Mengirim Formulir yang telah diisi lengkap dan tanda bukti transfer pembayaran ke Sekretariat APISI Jl. Dahlia 355A RT 007/15 Serua Ciputat 15414 atau melalui email ke suratapisi@gmail.com.
  4. Formulir akan diproses paling lambat dua minggu setelah semua aplikasi diterima APISI.
  5. APISI akan mengirimkan kwitansi pembayaran dan kartu Anggota APISI.

Keanggotaan

Keanggotaan Apisi terdiri dari dua jenis, yaitu Keanggotaan Individu dan Keanggotaan Institusi.

Keanggotaan Individu terbuka bagi para pekerja informasi yang tertarik dalam pengembangan kompetensi kepustakawanan sekolah dan mendukung upaya pengembangan kepustakawanan sekolah. Setiap anggota individu akan:
  • Didaftarkan sebagai anggota milist APISI.
  • Mendapatkan newsletter APISI yang terbit dua bulan sekali.
  • Mempunyai akses personal ke website APISI.
  • Mendapatkan harga khusus ketika mengikuti kegiatan-kegiatan APISI dan pembelian terbitan APISI.
  • Mempunyai hak memilih dan dipilih dalam kepengurusan APISI

Keanggotaan Institusi terbuka bagi institusi yang peduli terhadap dunia kepustakawanan sekolah dan mendukung upaya pengembangan kepustakawanan sekolah.
Keanggotaan Institusi akan:

  • diberi keleluasaan untuk mengajukan tiga nama untuk bergabung dalam mailing list APISI
    mendapat tiga eksemplar newsletter APISI yang terbit dua bulan sekali
  • diberi kesempatan untuk menominasikan tiga orang untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan APISI.
  • mendapatkan harga khusus ketika mengikuti kegiatan-kegiatan APISI dan pembelian terbitan APISI.

Formulir dapat didownload di http://apisifoto.multiply.com/photos/album/3

IURAN KEANGGOTAAN

Iuran tahunan adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan anggota APISI setiap tahunnya. Iuran ini dihitung dari tanggal registrasi anggota. Iuran ini merupakan dana operasional keanggotaan sehingga tidak dapat ditarik kembali.

  • Keanggotaan Individu dikenakan iuran sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) per -tahun.
  • Keanggotaan Institusi dikenakan iuran sebesar Rp 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah) per-tahun.

Kegiatan

1. Pengembangan kompetensi pekerja informasi sekolah

  • Menyelenggarakan pertemuan ilmiah secara berkala dalam lingkup formal maupun informal.
  • Menyelenggarakan pelatihan dan lokakarya secara berkala.
  • Ikut aktif dalam kegiatan kepustakawanan secara nasional maupun internasional yang bertujuan untuk meningkatkan profesi dan keilmuan.
  • Meningkatkan kerjasama antar pekerja informasi sekolah maupun profesi lainnya untuk pengembangan dunia perpustakaan sekolah.

2. Penyebarluasan informasi tentang kepustakawanan sekolah

  • Melakukan penelitian mengenai dunia kepustakawanan sekolah.
  • Menerbitkan media komunikasi yang memantau perkembangan dunia kepustakawanan sekolah.

3. Pengembangan apresiasi dunia kepustakawanan sekolah dengan melibatkan partisipasi berbagai pihak.

  • Membangun hubungan yang harmonis antara kepustakawanan sekolah dengan bidang lainnya.
  • Membangun jaringan dan kerjasama dengan lembaga lain yang dapat menyokong visi dan misi APISI.
  • Memperjuangkan eksistensi pekerja informasi sekolah melalui standarisasi kompetensi sebagai bentuk pengakuan dari dunia luar terhadap profesionalitas kepustakawanan sekolah.

Visi dan Misi

VISI
Menunjukkan eksistensi profesionalisme pekerja informasi sekolah melalui proses pengembangan diri secara terus menerus, untuk menciptakan dunia kepustakawanan sekolah yang lebih bergairah.

MISI
Membangun wadah dan dukungan untuk pengembangan kompetensi pekerja informasi sekolah di Indonesia sehingga terjadi interaksi pengetahuan yang merangsang kajian-kajian untuk pengembangan kepustakawanan sekolah.

Sejarah APISI

Berawal dari beberapa masukan, pertanyaan dan mimpi dari segelintir orang yang sangat peduli dan ingin memajukan kondisi perpustakaan dan kepustakawanan sekolah di Indonesia, tercetuslah ide untuk mengadakan suatu pertemuan yang bernuansa informal tapi tetap sarat makna.

Setelah tercapai suatu kesepakatan antara rekan-rekan di British International School Jakarta dengan ibu Eko Wiyanti dari sekolah Santa Laurensia, juga atas dukungan dari pihak manajemen British International School –selanjutnya disebut BIS-, maka diputuskanlah tanggal 1 oktober 2005 sebagai titik awal pertemuan para pustakawan sekolah. Undangan pun disebar. BIS selaku tuan rumah menyiapkan seluruh keperluan acara tersebut.

Sabtu itu, tanggal 1 Oktober 2005 di BIS -bertepatan dengan kejadian bom Bali—berkumpul sekitar 50 pustakawan sekolah. Acara PIPS I ini diisi oleh beberapa pembicara, diantaranya ibu Diao Ailien dari UNIKA Atmajaya dan ibu Titi Chandrawati dari Universitas Terbuka. Salah satu topik yang dibahas yaitu mengenai hasil penelitian mereka – yang telah dipresentasikan dalam pertemuan UNESCO di Bangkok, Thailand -tentang kondisi penerapan literasi informasi di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut,
Profesor Sulistyo Basuki – Guru Besar Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia - juga turut membagi ilmunya mengenai pentingnya perpustakaan sekolah yang berjejaring.

Melihat pentingnya pertemuan ini dan tidak ingin kehilangan tali jejaring yang sudah terbentuk, disepakati saat itu juga waktu untuk pertemuan selanjutnya, beserta topik-topik yang dianggap penting untuk menjadi bahan diskusi. Raffles Christian International School (selanjutnya disebut RCIS) ditentukan sebagai tempat pertemuan selanjutnya. Kali ini, banyak teman-teman yang bersedia terlibat didalamnya. Diantaranya yaitu bu Fransisca Messakh dari Sekolah Pelita Harapan Karawaci, Yayah Mardiah selaku tuan rumah, ibu Eko Wiyanti dari sekolah Santa Laurensia dan juga teman-teman dari BIS.

Sabtu, 25 Februari 2006 di RCIS Pondok Indah acara PIPS 2 berlangsung masih tanpa dipungut bayaran. Beberapa pakar yang kompeten dibidangnya turut memeriahkan acara ini. Pada sesi pembuka, David Cameron, Kepala sekolah High School SPH Karawaci dan Simon Gower, yang saat itu menjadi principal RCIS, juga ambil bagian. Bu Endang Ernawati dari Universitas Bina Nusantara, Profesor Sulistyo-Basuki, Ratna Tan SPH Cikarang dan Jenny Aritonang dari SPH Karawaci, Dhama Gustiar dari Sekolah Stella Marris membagi ilmu yang mereka miliki pada kesempatan kali ini. Teman-teman distributor buku – yang banyak membantu dalam sesi pendanaan- juga turut meramaikan acara dengan menggelar produk mereka. Pada akhir acara, banyak masukan yang sampai ke telinga panitia bahwa acara ini dikemas terlalu cepat dan terburu-buru. Masukan positif untuk panitia, sebetulnya. PIPS 2 dinilai inspiratif oleh peserta khususnya bagi profesi pustakawan sekolah. Good insights…

Sekali lagi, karena adanya keinginan untuk terus menjaga tali jejaring yang kian meluas, pertemuan selanjutnya pun disepakati. Jakarta Timur, adalah daerah tujuan selanjutnya. Daerah ini memerlukan banyak bantuan untuk pengembangan perpustakaan sekolah. Sekolah Sevila, Sekolah Islam Tugasku dan St Pieters, disepakati untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan, yang rencananya diadakan di awal Agustus tahun 2006.

Bulan Juni, rapat awal dilaksanakan, di library@senayan setelah sebelumnya dengan menggunakan kecanggihan teknologi, e-meeting dilakukan. Ternyata perencanaan berjalan dengan beragam perubahan. Berbeda dengan rencana awal, PIPS berkembang menjadi Seminar Perpustakaan Sekolah yang digelar bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional. Tak lama kemudian, bergabunglah Forum Perpustakaan Sekolah Indonesia –selanjutnya disebut FPSI- dalam kepanitiaan seminar ini. Kegiatan ini terus berkembang dan akhirnya kedua asosiasi ini, yaitu APISI dan FPSI bekerja sama dibawah payung Perpustakaan Nasional, dalam menyelenggarakan Seminar Perpustakaan Sekolah yang berlangsung pada tanggal 19 dan 20 September 2006.

Ada beberapa perubahan dalam persiapan kerja kolaborasi untuk acara Seminar Perpustakaan Sekolah ini. Dengan segala keterbatasan waktu dan sumber daya yang ada, maka PIPS 3 direncanakan untuk dilakukan dengan sesegera mungkin di akhir bulan Agustus 2006. Acara ini sekaligus mendeklarasikan berdirinya APISI. Dengan niat awal ingin menjangkau wilayah luar Jakarta dan mencari suasana baru, kota BOGOR ditetapkan sebagai tujuan berikutnya.

Sabtu, 26 Agustus 2006 di Hotel Butik Sahira, Bogor, berkumpul kira-kira 75 peserta untuk acara PIPS 3 dan deklarasi. Kali ini, demi kenyamanan bersama, acara PIPS 3 dipungut biaya. Beruntung panitia bisa mengundang pak Putu Laxman Pendit untuk berbicara tentang Literasi Informasi dan membahas tentang Profesionalisme. Pada kesempatan ini, Hanna Latuputty juga membagi apa yang didapatnya dari IWIL (International Workshop on Information
Literacy) Selangor, Malaysia. Sesi demi sesi berlangsung termasuk sesi deklarasi yang dinilai alot. Dalam waktu kurang lebih 2 jam, dibawah presidium yang dipimpin oleh Sulfan Zayd, akhirnya lahirlah Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah Indonesia (APISI).

Kepengurusan APISI sudah dibentuk, program-program sudah dikembangkan, dan perjalanan memajukan dunia
kepustakawanan baru saja melintasi garis START. Segala bentuk dukungan, masukan, dan keinginan untuk berbagi dan membangun diri sendiri dan orang lain sangat diharapkan menjadi kekuatan dari asosiasi ini, karena APISI hanya kendaraan untuk memajukan profesi dan kepustakawanan sekolah di Indonesia.

Apakah APISI?

Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah Indonesia (APISI) adalah organisasi pengembangan kepustakawan sekolah yang berfokus pada pengembangan kompetensi, penyebarluasan informasi, dan partisipasi berbagai pihak dalam peningkatan kualitas perpustakaan sekolah di Indonesia.
APISI hendak mempromosikan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar untuk menghasilkan individu-individu mandiri yang terus belajar sepanjang hidup dan menjadi warga negara yang bertanggungjawab. APISI juga hendak mempromosikan danmemaksimalkan peran pekerja informasi sekolah sebagi sebuah profesi penting dalam proses belajar-mengajar. Dalam pelaksanaan tugasnya, pekerja informasi sekolah juga melibatkan partisipasi profesi lain seperti tenaga pendidikan sekolah, penerbit, penulis, pengembang software perpustakaan sekolah untuk ikut serta dalam pengembangan perpustakaan sekolah.
Pekerja Informasi Sekolah sendiri merupakan profesi yang berperan mendorong kesadaran masyarakat sekolah, baik itu murid, guru, staff maupun orangtua, akan pentingnya pengelolaan sumber-sumber informasi sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam kegiatan belajar mengajar. Mereka adalah orang-orang mempunyai kualifikasi dalam kepustakawanan sekolah, baik yang mengelola perpustakaan, pusat media, ataupun pusat sumber belajar.